Monday, February 18, 2008
Sosialisasi opensource di Malaysia (5)
Jum'at 4 Januari 2008 06:30 AM
Setelah selesai semua urusan dan kegiatan di Miri saya pamitan dengan keluarga Jimmy untuk kembali ke tanah air, kali ini saya coba jalan darat menggunakan bus ke Tawau dan yang pastinya harus melewati Brunei lalu ke Kota Kinabalu baru ke Tawau. Menyenangkan nih!
Pagi jam 07:00 bus saya berangkat dari Miri menuju ke perbatasan Malaysia-Brunei (Sg. Tujuh), setelah sampai disana saya berurusan sebentar dengan petugas imigrasi Malaysia dan Brunei, lepas dari imigrasi saya harus ganti bus yang lebih kecil menuju Kuala Belait. Sepanjang perjalanan pemandangannya hanya hutan dan sungai saja tapi jalannya benar-benar mulus, bus saya sempat melalui jembatan panjang yang meyebrangi delta sungai besar seperti sungai Mahakam tapi saya tidak tahu apa nama sungai tsb.
Setelah 30 menit perjalanan sampailah saya di Kuala Belait, kotanya agak sepi dan orang Indonesia mudah dijumpai disini, menurut kondektur bus yang juga orang Indonesia saya diberitahu bahwa banyak sekali orang kita di Brunei sehingga seakan-akan banjir krn saking buanyaknya. Sesampainya di terminal bus, saya kaget bukan main karena terminalnya sepi, tidak ada bus sama sekali. Beberapa penumpang memberi tahu saya bahwa sebentar lagi akan ada bus yang datang untuk melanjutkan perjalanan ke Seria. Benar juga, tak lama kemudian ada bus datang dan semua orang yg sudah menunggu bus tsb langsung naik, dan busnya hanya bus kecil saja sama dengan yg sebelumnya. Kondektur dan sopirnya juga orang Indonesia jadi hilang deh rasa khawatir saya. (maklum takut kesasar..). Sepanjang perjalanan degan bus ini kami melewati ladang minyak dan kadang terlihat pompa angguk dan juga terlihat rig di tengah laut dari pinggir pantai yang saya lewati. Sesampainya di Seria, saya menjumpai terminal yg kosong, tak ada penumpang sama sekali, hanya ada 3 bus jurusan Bandar Seri Begawan yang siap berangkat sesuai jam yang sudah ditentukan.
Sementara menunggu bus ke Bandar Seri Begawan, saya melihat-lihat sekeliling kota Seria dari terminal yang ternyata sepi sekali, hanya terlihat beberapa orang yang sedang beraktifitas. Saya sempat bercengkrama dengan orang Jawa yang akan pergi juga ke Bandar Seri Begawan. Dia bilang bahwa kota ini sepi, nah kalau di ibukota baru ramai orang. Setelah berfoto kami pun menaiki bus yang akan membawa kami ke ibukota Brunei, jam 09.15 tepat bus kami berangkat dengan hanya 8 orang penumpang saja! Padahal busnya adalah bus besar... boros sekali. Perjalanan ke Bandar Seri Begawan akan memakan waktu 2 jam lebih jadi saya siapkan camilan yang sudah saya bawa sejak dari Miri. Bus ini sempat melewati kilang minyak dan airport kecil sebelum memasuki hutan lagi. Setelah lepas dari hutan pemandangan berganti dengan kampung dan rumah2 warga Brunei. Jika diperhatikan dengan baik, rumah warga Brunei kebanyakan bertipe rumah panggung dan dibawah rumah tsb dijadikan garasi mobil. Dan di setiap rumah pasti ada mobil lebih dari 2 buah! Benar2 negeri kaya dan makmur...
Kami sempat melewati kota Tutong sebelum akhirnya memasuki ibukota Brunei, di ibukota ini saya bisa melihat beberapa istana diataranya istana nurul iman dan istana raja, dan kotanya benar-benar bersih dan asri di sepanjang pinggiran sungai. Suasana dan keadaan di kota ini mengingatkan saya dengan kotaraja Tenggarong, mirip sekali ciri-cirinya. Namun disini tidak ada jembatan panjang yang membentang menyebrangi sungai seperti di Tenggarong. Jika kita melihat gedung-gedung dan plaza serta bangunan2 lain di kota ini akan terlihat sekali kemakmuran dan kekayaan negri ini.
Sesampainya di terminal bus di tengah kota Bandar Seri Begawan, saya turun dan bertanya-tanya kepada beberapa orang dimana gerangan travel agent atau tempat membeli tiket bus ke Kota Kinabalu. Saya diberitahu untuk masuk ke plaza sebelah terminal di lantai 2 nya terdapat travel agent. Setelah sampai di travel agent saya langsung bertanya apakah ada bus dari Brunei ke KK. Mereka jawab tidak ada, hanya ada pesawat dan itu harus transit di Labuan baru ke KK, atau alternatif lain naik ferry ke Labuan kemudian lanjut lagi naik ferri ke KK. Kalo lewat darat tidak ada angkutan bus, selepas perbatasan Brunei-Malaysia (Kuala Lurah) hanya ada angkutan kecil-kecil saja. Akhirnya saya memilih naik ferry saja, dan karena jam sudah menunjukkan pukul 13.00 maka saya putuskan untuk bermalam di Brunei karena ferry dari Labuan ke KK berangkat jam 12.30 jadi pasti saya tertinggal jika saya berangkat ke Labuan saat itu.
Selepas dari travel agent saya mampir di kedai jahit dimana pekerjanya semua orang Indonesia, sambil memperbincangkan tentang Brunei dan juga TKI yang berada disana, saya bertanya dimana penginapan yang murah sebab sewaktu di travel agent tadi mereka bilang harganya rata2 B$ 40 keatas (1 B$ = Rp.6500). Mereka menunjuk penginapan Harmoni di pinggiran kota dengan harga cuma B$ 20, lumayanlah sedikit mengurangi beban pengeluaran. Namun sebelum saya menuju kesana saya ingin jalan2 dulu di pusat kota ini, cukup dengan jalan kaki saya sudah bisa keliling mulai dari pusat bisnis, plaza, bangunan yayasan sultan hasanal bolkiah, masjid raya, kantor-kantor pemerintahan, dan kedai2 makanan di tepi sungai, pelabuhan speed boat dan panggung hasanal bolkiah. Silakan simak foto-fotonya di album online saya dan bandingkan dengan suasana di Tenggarong.
Setelah puas berkeliling saya mencari makan di tepi sungai, menurut pengamatan saya harga makanan disini cukup mahal tetapi ada satu menu namanya 'nasi katok' yang terkenal murah, hanya dengan B$ 1 kita sudah bisa membelinya. Nasi katok ini terdiri dari nasi, salad, ayam goreng dan sambal tomat goreng mirip pecel ayam kalo disini. Setelah puas menikmati nasi katok saya langsung pergi ke penginapan untuk beristirahat, dan malamnya saya habiskan untuk berbincang dengan pegawai penginapan yang ternyata orang Madura sambil menonton siaran TV Brunei yang hanya ada 2 channel saja.
Esok harinya saya bersiap untuk pergi ke Labuan, setelah makan pagi di salah satu kedai saya langsung naik bus menuju pelabuhan ferry, sesampainya disana saya langsung membeli tiket ferry ekspress ke Labuan dan melapor di imigrasi. Setelah semua urusan selesai saya menunggu jam keberangkatan, tidak lama setelah itu penumpang pun dipersilahkan naik ke ferry. Perjalanan akan memakan waktu 1,5 jam, jadi saya putuskan untuk tidur karena mata saya masih terasa ngantuk. Sesampainya di Labuan International Ferry Terminal saya langsung berurusan dengan imigrasi Malaysia kemudian membeli tiket boat ke Menumbok karena saya terlambat datang sehingga ferry ke KK sudah berangkat, kemudian saya bersantai sebentar sambil mengambil beberapa foto sementara menunggu jadwal keberangkatan speedboatnya. Tidak lama saya pun dipersilahkan naik ke speedboat, perjalanan ke Menumbok sebenarnya memakan waktu 1 jam namun karena ombak besar perjalanan molor setengah jam. Sesampainya di Menumbok saya melanjutkan perjalanan ke KK lewat darat menggunakan teksi gelap.
5 Januari 2008 19:20
Saya tiba di Kota Kinabalu, saya diturunkan di stasiun bus kota saya langsung naik taksi pergi ke stasiun bus antarkota di daerah Inanam untuk mengejar bus ke Tawau yang berangkat jam 8 malam. Beruntung supir teksinya punya kenalan di perusahaan bus tsb jadi beliau segera menelpon ke kaunter bus tsb di terminal agar menunggu saya sebentar yang masih menuju kesana. Selama perjalanan saya sempat mengambil foto beberapa sudut kota kinabalu dari dalam teksi, tapi sayang hasilnya tidak terlalu bagus. Sesampainya di terminal inanam saya langsung dijemput oleh crew bus tsb dan langsung diantar ke kaunter bus tsb untuk membeli tiket, kemudian dia segera memasukkan barang saya ke bagasi bus. Saya perhatikan nama busnya benar-benar Indonesia banget, yaitu Ali Topan! Dan hampir semua yang bekerja disitu adalah orang Indonesia terutama dari Sulawesi. Setelah bayar tiket saya langsung naik ke bus tsb dan 10 menit kemudian bus berangkat meninggalkan kota kinabalu.
Fasilitas bus ini sekelas bus executive jika di Indonesia, terlihat bagus dan terawat. Selama perjalanan kami disuguhi hiburan film dari DVD yang disalurkan ke 2 buah monitor LCD di bagian depan dan tengah bus. Perjalanan bus ini melewati beberapa tempat diantaranya lereng gunung Kinabalu, tempat pemandian air panas 'Hot Spring' dan perkebunan kelapa sawit. Setelah makan malam di sebuah rumah makan di lereng gunung Kinabalu, saya tidur dan terbangun lagi pada saat ada pemeriksaan ID dan paspor oleh polis didaerah yg saya tidak tahu. Selepas itu saya kembali tidur dan terbangun lagi pada saat bus sudah memasuki terminal bus antarkota Tawau. Jam masih menunjukkan pukul 5 pagi, cepat sekali bus ini berjalan saya pikir, padahal selama di perjalanan tidak terasa ngebut. Setelah turun dari bus dan mengambil travel bag saya di bagasi, saya langsung menuju masjid raya Tawau yang terletak cuma 100 meter aja dari terminal bus ini.
Setelah saya melaksanakan ibadah di masjid ini saya langsung menelfon Bpk. Baharudin untuk menjemput saya di masjid itu. 15 menit kemudian beliau datang dan kita pergi ke rumah beliau untuk berehat sebentar, karena jam 10 nanti beliau akan berangkat juga ke Nunukan untuk menantikan kedatangan mertuanya dari ibadah haji di tanah suci. Saya pun akan ikut menyertai beliau ke Nunukan sebab tidak ada jadwal ferry ekspress ke tarakan di hari Minggu. Setelah sampai di rumah beliau, saya segera mandi dan kemudian kami makan pagi lalu bersiap lagi untuk berangkat ke Nunukan.
Foto-fotonya bisa dilihat disini...
http://picasaweb.google.com/alfa.am/GoesToMalaysiaBrunei
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment