Monday, December 31, 2007
Sosialisasi opensource di Malaysia (1)
Ini kali pertama saya pergi ke Malaysia dalam rangka memperkenalkan linux disana atas undangan dari teman-teman warga Malaysia di Miri.
Tanggal 25 Dec, saya berangkat dari Balikpapan ke Tarakan menggunakan Mandala Airlines. Saya menginap satu malam di Tarakan, selama di Tarakan saya dibantu oleh Datuk Dissan, seorang datuk dari negeri Bulungan yang sudah lama menetap di Tarakan. Selama disana saya diajak berkeliling oleh beliau untuk melihat-lihat kota Tarakan, dan sempat juga menghadiri acara pesta perkawinan adat Bulungan di gedung pertemuan.
Tarakan cukup bagus dan bersih menurut saya, tapi banyak sekali debu di jalanan sehabis turun hujan, dan jika matahari terik debu-debu tersebut berterbangan sehingga sangat mengganggu pernapasan dan penglihatan bagi pengguna sepeda motor dan masyarakat yang berdomisili di pinggir jalan. Mungkin bisa dicontoh apa yang dilakukan oleh DKPP Balikpapan, yaitu segera membersihkan debu-debu dan tanah sisa hujan dengan menggunakan semprotan air ataupun menggunakan mesin penyedot debu.
Internet di Tarakan pun tak sebaik di Balikpapan dan Samarinda, sore hari saya menyempatkan diri untuk berinternet di salah satu warnet di depan Grand Tarakan Mall. Warnet ini meng-claim di poster mereka sebagai warnet tercepat di Tarakan, berdasarkan hal inilah saya mencoba layanan mereka, setelah buka billing dan mulai online saya langsung mengetikkan alamat blog saya dan tebak apa yang terjadi setelah itu... saya harus menunggu 5 menit untuk melihat blog saya secara partial, tidak semua widget yang ada di blog saya bisa tampil karena koneksi yang lambat. Padahal saat itu hanya ada 6 orang yang online bersamaan dengan saya di warnet tsb.
Koneksi internet di warnet ini terasa lambat sekali terutama saat saya mencoba utk cek email di gmail, semakin lambat! dan terpaksa saya pun harus menggunakan basic html view untuk melihat email saya. Jika ini adalah koneksi tercepat di Tarakan, lalu bagaimana dengan warnet yang lain?
Saya mencoba bertanya kepada penjaganya, ISP apa yang mereka gunakan? Diluar dugaan jawaban dia yaitu ASTINet, saya kaget sekali mengapa astinet bisa begitu lambat? Mungkin mereka mengambil koneksi dengan kecepatan 64kbps sehingga terasa lambat saat dishare. Saya tidak bertanya lebih lanjut tentang hal ini tetapi saya ingin tahu mengapa tidak menggunakan Speedy, dia bilang speedy belu masuk di Tarakan. Wajarlah, mereka tak bisa dapat koneksi cepat setara Balikpapan dan Samarinda. Jadi kapan nih telkom mau install speedy di Tarakan?
Malamnya setelah menghadiri pesta perkawinan adat Bulungan, saya diajak berkeliling kota oleh Pak Dissan. Dimulai dari Grand Tarakan Mall, gedung DPRD Tarakan, komplek Pertamina, Taman Oval, pusat pemerintahan, kantor Walikota, stadion sepakbola, sampai masuk ke pelabuhan laut Tarakan, dimana saya diperlihatkan kapal ferri ekspress yang akan membawa saya ke Malaysia besok. Setelah puas berkeliling akhirnya saya kembali ke hotel tempat saya menginap untuk beristirahat mempersiapkan diri untuk keberangkatan ke Tawau besok.
Esok harinya saya langsung berkemas, setelah sarapan dan lihat berita di koran, pak Dissan menjemput saya untuk berkeliling sebentar dan mengajak minum di rumah beliau. Jam 9.15 kami langsung berangkat ke pelabuhan untuk membeli tiket ferri Indomaya seharga 200 ribu dan mengurus paspor saya di kantor Imigrasi. Setelah semua urusan selesai, saya pun berpamitan dengan beliau dan segera menuju ke ferri tersebut. Kapal ferri ini dapat menampung 200 penumpang dan saat saya berangkat, feri tersebut terisi sebanyak kurang lebih 180 penumpang
termasuk didalamnya rombongan Sosek Malindo (KONI) dari Samarinda. Perjalanan tsb memakan waktu 4 jam, jadi kami akan sampai di Tawau sekitar jam 2 siang, karena ferri tsb berangkat jam 10 pagi dari Tarakan.
Bersambung...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment